Tim Pakar World Summit on the Information Society (WSIS) yang diberi mandat PBB memutuskan pemenang di gelaran WSIS Prize Champion 2017, memasukkan inisiatif PATTIRO, Kedesa.id bersama 300 inisiatif manca negara pada 18 kategori yang berbeda.
Program Kedesa.id yang mempromosikan akuntabilitas pelaksanaan UU Desa, berhasil masuk dalam kategori tiga, yaitu Access to Information and Knowledge. Inisiatif ini akan bersaing dengan 18 inisiatif lainnya. Perlu ditekankan, pada kategori ini, inisiatif PATTIRO merupakan satu-satunya nominator asal Indonesia.
Selain PATTIRO, terdapat juga 17 inisiatif Indonesia lainnya. Ke-18 inisiatif tersebut membutuhkan vote agar dapat melaju ke babak berikutnya, lima besar yang selanjutnya akan dipilih satu sebagai pemenang untuk setiap kategori.
Dengan masuknya 18 inisiatif asal Indonesia di tahun 2017, menunjukan peningkatan pesat dari tahun sebelumnya yang hanya tiga peserta asal Indonesia, “Dengan masuknya 18 inisiatif Indonesia sebagai nominator pada Anugerah WSIS 2017, ini kian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tawaran alternatif solusi bagi dunia menghadapi tantangan di abad informasi dewasa ini,” kata Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Selasa (4/4).
Prosesi penentuan pemenang sendiri dipastikan dengan lima tahapan, yakni pendaftaran, penentuan nominator oleh pakar yang ditunjuk PBB, pemungutan suara secara global untuk menentukan lima terbaik per kategori, yang selanjutnya para pakar akan memilih satu pemenang untuk tiap kategori. Untuk penghargaanya, akan diserahkan langsung oleh Sekjen International Telecommunication Union (ITU) pada sidang WSIS Forum 2017 di Jenewa, pada 12 Juni – 16 Juni 2017. Penghargaan tidak hanya akan diberikan kepada pemenang, namun juga lima terbaik.
“Anugerah WSIS dapat menjadi platform untuk mengenali dan sekaligus menampilkan sejumlah success stories dan best practices dari berbagai pemangku kepentingan di berbagai penjuru dunia yang dapat menjadi contoh atau direplikasi oleh siapapun,” tambahnya.
Gelaran tahunan WSIS memiliki hubungan erat dengan upaya pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDG) 2030. Melalui ITU, PBB merumuskan bahwa SDG 2030 sebagai target, arah dan acuan pembangunan negara-negara dunia, termasuk Indonesia, tak dapat lepas dari pemanfaatan teknologi informsi dan komunikasi dalam memberdayakan masyarakat.
Ke-18 inisiatif tersebut, tersebar pada beberapa kategori. Selain PATTIRO, 17 lainnya juga tengah menunggu vote dari masyarakat Indonesia.
• Kategori 1: The role of governments and all stakeholders in the promotion of ICTs for development (2 dari 34 inisiatif)
1. Data Revolution for Monitoring Sustainable Development Goals (oleh Bandung Institute of Governance Studies/BIGS)
2. Research on ICT Initiatives on the Governance Sector in Indonesia (oleh Bandung Institute of Governance Studies/BIGS)
• Kategori 2: Information and communication infrastructure (2 dari 27 inisiatif)
3. Indonesia Internet Exchange (IIX) (inisiatif oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII)
4. Koperasi Digital Indonesia Mandiri (inisiatif oleh DIGICOOP)
• Kategori 3: Access to information and knowledge (1 dari 18 inisiatif)
5. Promoting Accountability of Village Law Implementation through ICT-based forum and feedback loop mechanism (inisiatif oleh PATTIRO)
• Kategori 4: Capacity building (1 dari 30 inisiatif)
6. Clevio Coder Camp (inisiatif oleh Clevio Coder Camp)
• Kategori 5: Building confidence and security in use of ICTs (1 of 12 inisiatif)
7. Miss Internet Indonesia (inisiatif oleh Handoyo Taher)
• Kategori 6: Enabling environment (1 of 9 inisiatif)
8. From Smart City to Open City: The case of Jakarta Smart City (inisiatif oleh Centre for Innovation Policy and Governance / CIPG)
• Kategori 7: ICT Applications: E-government (2 of 52 inisiatif)
9. Kakekku Datang (inisiatif oleh Pulse Lab Jakarta)
10. Game My Village: Innovation for Strengthening Participatory Planning and Public Monitoring in Village Development (inisiatif oleh Sinergantara Indonesia)
• Kategori 8: ICT applications: E-business (1 of 18 inisiatif)
11. Kaki5JKT (inisaitif oleh Pulse Lab Jakarta)
• Kategori 9: ICT Applications: E-learning (0 of 20 inisiatif)
TIDAK ADA
• Kategori 10: ICT applications: E-health (1 of 31 projects)
12. Lacak Malaria (inisiatif oleh Pulse Lab Jakarta)
• Kategori 11: ICT applications: E-employment (1 of 12 inisiatif)
13. Kerjabilitas, job platform for persons with disabilities (inisiatif oleh Saujana Indonesia)
• Kategori 12: ICT applications: E-environment (1 of 14 inisiatif)
14. Backpack Radio Station (inisiatif oleh Iman Abdurrahman)
• Kategori 13: ICT applications: E-agriculture (3 of 22 inisiatif)
15. UAV-Based Mapping For Village Planning And Precision Agriculture (inisiatif oleh Pulse Lab Jakarta)
16. Information System for Farmers (inisiatif inisiatif oleh PT. 8villages Indonesia)
17. iGrow My Own Food (inisiatif oleh iGrow)
• Kategori 14: ICT applications: E-science (0 of 6 inisiatif)
TIDAK ADA
• Kategori 15: Cultural diversity, identity, linguistic diversity, local content (0 of 10 inisiatif)
TIDAK ADA
• Kategori 16: Media (0 of 11 inisiatif)
TIDAK ADA
• Kategori 17: Ethical dimensions of the Information Society (1 of 13 inisiatif)
18. “Internet Sehat” (Internet Healthy) Towards Indonesian Information Society (inisiatif oleh ICT Watch – Indonesia)
• Kategori 18: International and regional cooperation (0 of 9 inisiatif)
TIDAK ADA
(AR)