Pelibatan Generasi Muda dalam Jurnalisme Warga dan Kolaborasi untuk Ketahanan Iklim

Perubahan iklim mempengaruhi kehidupan generasi muda lantaran mereka terpaksa mewarisi bumi yang rusak dan tidak layak huni. Oleh karena itu, penting untuk memberikan kesadaran tentang perubahan iklim kepada generasi muda agar mereka dapat berjuang memperbaiki lingkungan yang akan mereka warisi. Beberapa upaya yang dapat ditempuh adalah melibatkan generasi muda dalam melakukan jurnalisme warga dan aksi kolaborasi lingkungan.

Generasi muda merupakan generasi yang dekat dengan kemajuan teknologi. Hal ini lantaran mereka mudah beradaptasi dengan teknologi-teknologi mutakhir mengikuti perkembangan zaman. Peran generasi muda sangat diperlukan untuk aktif mengkampanyekan isu perubahan iklim di lingkungan sekitarnya. Hal ini mengemuka pada sambutan yang disampaikan oleh Faisal, Penyuluh Kehutanan, dalam Youth Camp for Climate Changes Actions yang diselenggarakan oleh PATTIRO, berkerja sama dengan Kawal Borneo Community Foundation (KBCF), atas dukungan International Development Research Center (IDRC) dan OAK Foundation pada 31 Januari-3 Februari 2023 di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pemanfaatan kemajuan teknologi dalam menyuarakan aspirasi terkait isu perubahan iklim mempermudah aspirasi tersebut tersampaikan kepada pemerintah. Kasus-kasus lingkungan yang diunggah dan kemudian viral di jagad media sosial memiliki dampak yang lebih dahsyat daripada aksi demonstrasi konvensional. “Kami akui bahwa banyak hal yang akhirnya kami respon karena terlanjur viral. Kasus lingkungan yang viralnya luar biasa menjadi kasus yang kami prioritaskan penanganannya,” ujar Sarkowi V. Zahry, Sekretaris Komisi III DPRD Kalimantan Timur.

Pemanfaatan media sosial sebagai ranah penyampaian aspirasi perlu diasah dengan keterampilan jurnalisme warga agar konten-konten terkait isu perubahan iklim yang disampaikan dapat terkemas lebih apik dan lebih kuat pesannya. Surya Aditya, pewarta di Kaltimkece.ID mengungkapkan bahwa jurnalisme warga dilakukan dengan berfokus pada penyebaran informasi terkait isu kepentingan publik. “Konten yang dibuat harus memiliki daya tarik publik,” ujarnya. Surya juga menambahkan sebagai jurnalis non-profesional, penting bagi pelaku jurnalisme warga untuk tetap memperhatikan kode etik jurnalistik agar tidak terjerumus ke masalah-masalah yang dapat dibawa ke ranah hukum.

Dalam mewujudkan keadilan iklim, jurnalisme warga juga dapat menjadi alat untuk merawat demokrasi yang sehat. Implementasi demokrasi yang sehat melalui kebebasan pers dapat menjadi alat untuk memastikan keselamatan bumi. Generasi muda juga dapat berperan di ranah ini lewat diskusi yang menghadirkan kesadaran bersama terkait kebijakan dan anggaran pemerintah terkait adaptasi perubahan iklim. “Generasi muda dapat mulai melakukan kolaborasi menjaga iklim dengan melakukan advokasi data dan fakta melalui media sosial,” ujar Arief Nurdiansyah, staf KEMITRAAN.

Selain melalui medium jurnalisme warga, aksi ketahanan iklim dapat juga diwujudkan oleh generasi muda melalui aksi kolaborasi. Generasi muda dapat membentuk organisasi dan membangun koneksi dalam menginisiasi aksi ketahanan iklim. Pengorganisasian komunitas generasi muda yang peduli pada aksi ketahanan iklim juga perlu diakomodasi oleh pemerintah setempat.

Generasi muda yang tergabung dalam kelompok pecinta alam dan peduli lingkungan dapat berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah dalam memanfaatkan dana insentif pemerintah daerah. Sarkowi mengatakan skema pemanfaatan insentif tersebut ada banyak jenisnya, salah satunya adalah skema Perhutanan Sosial. Ia juga menambahkan pemerintah dapat memandatkan komunitas generasi muda untuk memfasilitasi sosialisasi yang dilakukan oleh komunitas generasi muda kepada masyarakat terkait Peraturan Daerah yang berhubungan dengan perubahan iklim.

Isu perubahan iklim bukan semata-mata krisi ekologi, tetapi juga krisis sosial. Upaya penanggulangan yang dilakukan harus memperhatikan keadilan iklim sebagai kerangka arah gerak dalam aksi kolaborasi untuk adaptasi perubahan iklim. “Kontribusi yang bisa diberikan oleh generasi muda adalah mulai mengeksplorasi diri, berorganisasi, belajar dari lingkungan sekitar, dan membangun koneksi untuk terlibat dalam aksi menjaga lingkungan,” ujar Smitha Tanaya Sitanggang, Asisten Riset Sistem Pangan WRI Indonesia.

Dalam pelaksanaan Youth Camp for Climate Changes Actions, peserta juga diajak untuk berdiskusi dan menghasilkan ide-ide terkait aksi ketahanan iklim. Beberapa usulan aksi perubahan iklim yang muncul adalah mendorong pemerintah untuk memperbaiki fasilitas umum, mendorong penggunaan energi terbarukan, dan memperbaiki kebijakan lingkungan. Sementara, usulan aksi untuk masyarakat meliputi melakukan kampanye melalui komunitas ramah lingkungan terkait konservasi lingkungan, melakukan audiensi kepada pemerintah daerah terkait isu lingkungan, menanam tanaman agroforestry, melakukan jurnalisme warga, dan membuat kelompok diskusi serta forum peduli lingkungan.

Berita

Berita Lainnya

Newsletter

Scroll to Top
Skip to content