Dinas Pendidikan Semarang meluncurkan kembali program online Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk meningkatkan transparansi dalam cara dana tersebut digunakan di sekolah dasar dan menengah pertama setempat.
Kepala agensi Bunyamin mengatakan bahwa program ini pertama kali diluncurkan tiga tahun lalu dan akan diluncurkan kembali pada 16 Januari untuk mencegah penyalahgunaan dana BOS.
“Kami telah menyebarluaskan informasi program dan pengawasan teknis program bos online,” katanya, Rabu.
Bunyamin mengatakan bahwa program tersebut akan mencakup semua 346 sekolah dasar yang dikelola negara bagian dan 41 sekolah menengah pertama yang dikelola negara di kotamadya serta ratusan sekolah swasta.
Layanan online akan berisi informasi seperti rekapitulasi proposal BOS masing-masing sekolah, keputusan yang menyetujui proposal dan rincian dana yang diterima oleh masing-masing sekolah.
Bunyamin mengatakan, mekanisme penyaluran dana BOS telah dikembalikan ke sistem yang awalnya diberlakukan tiga tahun lalu, ketika dana dikirim langsung ke sekolah penerima.
“Kebijakan tersebut sebelumnya diubah agar dana BOS dikirim melalui anggaran pemerintah kabupaten atau kota masing-masing sehingga program online juga dihentikan,” imbuhnya.
Program bos online, menurut Bunyamin, dapat diakses melalui website Dinas Pendidikan Semarang, disdik-kotasmg.org, sebagaimana diatur dalam UU No. 14/2008 tentang keterbukaan informasi publik (KIP).
Dini Inayati, direktur Pusat Studi Informasi Daerah (PATTIRO), menyambut baik rencana dinas pendidikan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menjadi dukungan yang baik untuk transparansi anggaran.
“Namun perlu diketahui bahwa upaya transparansi seperti itu tidak akan efektif jika masyarakat tidak berpartisipasi aktif di dalamnya,” ujarnya.
Dini juga mengatakan bahwa tidak setiap orang tua memiliki akses ke Internet, sehingga dampak dari program tersebut mungkin tidak seefektif itu.
Dia menyarankan bahwa bentuk partisipasi lain, seperti interaksi langsung dan konsultasi tentang dana BOS antara lembaga pendidikan, sekolah dan orang tua, akan membuka pintu bagi partisipasi publik yang lebih luas dan akan meningkatkan transparansi.
“Orang tua harus berpartisipasi demi transparansi BOS. Komunikasi yang berkelanjutan juga mendesak agar semua pemangku kepentingan dapat memastikan bahwa dana BOS disalurkan secara efektif,” kata Dini.
Sudibyo, orang tua dari salah satu siswa lokal Semarang, mengatakan bahwa dia belum mendengar tentang program online yang akan diluncurkan oleh dinas pendidikan kota bulan ini.
Dia juga mengatakan dia tidak tahu cara mengakses Internet dan dengan demikian, dia tidak akan mencoba mencari informasi tentang program tersebut.
“Tapi saya berharap dana BOS akan disalurkan dengan jujur.”
Sumber:
https://www.thejakartapost.com/news/2013/01/03/bos-online-relaunched-transparency.html