Tekan Angka Kematian Ibu, PATTIRO Luncurkan SMS MatraSTAT

Angka kematian ibu (AKI) Kabupaten Semarang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, angka kematian ibu pada tahun 2014 mencapai 144 per seratus ribu kelahiran hidup. Alih-alih menurun, rasio kematian ibu justru meningkat pada tahun 2015 menjadi 147 per seratus ribu kelahiran hidup. Ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Semarang masih belum begitu baik.

Pemerintah daerah bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab menangani permasalahan kesehatan ini. Tetapi, perlu digarisbawahi, masyarakat juga memiliki tanggung jawab yang tak kalah besar dalam mengatasi hal tersebut.

Sebagai wujud peran serta masyarakat sipil dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan Puskesmas, Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) dan PATTIRO Semarang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Semarang mengembangkan sebuah aplikasi layanan aduan kesehatan berbasis pesan singkat yang diberi nama SMS Matra-STAT.

Penggunaan aplikasi berbasis pesan singkat ini dipilih karena SMS masih menjadi sarana yang memudahkan komunikasi di Indonesia. “Platform SMS dipilih karena merupakan alat yang paling mudah dan murah, terutama untuk melakukan penanganan kegawatan dan juga keluhan warga”, ujar Staf Ahli Bupati Semarang Ani Rahardjo pada peluncuran SMS Matra-STAT di Ungaran (6/10/2015).

Layanan SMS MatraSTAT ini terdiri dari empat menu yaitu menu data, menu gawat, menu info, dan menu keluhan. Direktur PATTIRO Semarang Dini Inayati menjelaskan menu data dibuat untuk membantu bidan desa dalam melaporkan perkembangan ibu hamil yang ada di wilayah kerjanya, sedangkan menu gawat dibuat untuk mempermudah penanganan dan rujukan kegawatdaruratan bagi ibu dan bayi. “Untuk menu data dan menu gawat hanya bisa digunakan oleh bidan desa. Ini karena bidan desa lebih mengerti kondisi gawat atau tidaknya seorang ibu. Selain itu, bidan desa jugalah yang memiliki data kesehatan masyarakat”, tutur Dini.  Ia menambahkan, untuk memastikan keberhasilannya dalam memantau kondisi kesehatan masyarakat, terutama ibu hamil, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Semarang Gunawan Wibisono akan langsung mengawasi penggunaan menu gawat dari SMS MatraSTAT.

Sedangkan, Dini kembali menjelaskan, menu info dan menu keluhan dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat umum. “Menu info diharapkan mampu menampung informasi situasi kesehatan dari masyarakat. Sedangkan menu keluhan ini akan menjadi saluran pengaduan masyarakat atas keluhan terhadap pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit”, pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Tim Program Akuntabilitas Sosial PATTIRO Semarang Dwi Yunita menerangkan bahwa saat petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang menerima keluhan dari masyarakat, mereka memiliki waktu tidak lebih dari dua kali 24 jam untuk melakukan verifikasi dan menindaklanjuti keluhan tersebut. “Agar ketentuan ini dapat berjalan sesuai dengan harapan, masyarakat harus terlibat secara aktif dalam melakukan pengawasan”, ujar Ita.

Sejauh ini, PATTIRO Semarang baru melakukan kerja sama dengan enam puskesmas dan dua rumah sakit daerah di Kabupaten Semarang untuk menjalankan sistem aduan seperti ini. Di masa mendatang, penerapan sistem aduan ini akan diperluas ke 26 Puskesmas lainnya di Kabupaten Semarang.

“Keberadaan SMS MatraSTAT diharapkan dapat mendukung sistem peringatan dini untuk penanganan kelahiran dan penyakit lain yang dialami oleh ibu hamil. Dengan ini, masyarakat juga memiliki ruang partisipasi yang lebih besar dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Semarang”, tandas Dini.

Nama Matra merupakan singkatan dari jargon Kabupaten Semarang yaitu Mandri, Tertib, dan Sejahtera. Sedangkan STAT yang merupakan kependekan dari Statistik dipilih karena aplikasi ini juga didukung oleh penggunaan platform teknologi informasi.

Scroll to Top
Skip to content